Melati Kristina - Riset
Dipilihnya KEEN menjadi bukti bahwa perusahaan EBT tersebut memiliki reputasi yang baik sebagai perusahaan yang mengembangkan PLTA.
Bergabungnya TEPCO dengan KEEN semakin memantapkan langkah KEEN dalam membangun PLTA baru. Adapun Wilson kembali mengatakan, dalam jangka pendek, KEEN tengah berencana membangun PLTA berkapasitas 200MW.
"Sedangkan dalam jangka menengah-panjang, KEEN akan berencana mengembangkan proyek-proyek baru di bidang energi baru terbarukan dengan target kapasitas sekitar 500MW,” lanjut Wilson.
Kinerja Saham dan Keuangan KEEN Melesat
Maraknya pengembangan EBT di Tanah Air tentunya jadi katalis positif bagi kinerja perusahaan. Ini dibuktikan dengan melesatnya rapor keuangan KEEN di paruh pertama tahun ini.
Adapun dilansir dalam laporan keuangan keuangan emiten di semester I-2022, pendapatan bersih KEEN tumbuh hingga 11,85 persen menjadi USD20,36 juta atau setara Rp302,36 miliar (dengan asumsi kurs Rp14.848/USD).
Sedangkan laba bersihnya juga melesat hingga 66,34 persen menjadi USD6,81 juta atau senilai dengan Rp101,24 miliar di semester I-2022.
Meningkatnya pendapatan KEEN ditopang oleh naiknya pendapatan dari segmen pendapatan proyek konsesi sebesar 18,50 persen menjadiUSD10,60 juta atau senilai Rp132,88 miliar.
Sementara pendapatan bunga konsesi juga meningkat 17,88 persen menjadi USD7,22 juta atau setara dengan Rp107,30 miliar.
Selain itu, pendapatan KEEN juga turut disumbang oleh penjualan listrik yakni sebesar USD2,53 juta atau senilai Rp37,59 miliar di semester I-2022.
Tak hanya mencatatkan kinerjakeuangan yang masih melesat di semester I-2022, performa saham KEEN secara year to date (YTD) juga melesat.
Melansir data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan Selasa (27/9), harga saham KEEN sepanjang 2022 terkerek hingga 80,49 persen.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.
