Untuk meningkatkan daya saing Perusahaan, SIG terus berupaya mencapai peningkatan operational excellence dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam kegiatan produksi melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF).
Pengunaan bahan bakar alternatif ini tidak hanya membantu dalam mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, tetapi juga mendukung inisiatif Perusahaan dalam pelestarian lingkungan dan dekarbonisasi.
Proses produksi di pabrik-pabrik SIG ditunjang dengan implementasi digitalisasi melalui pemanfaatan machine learning, big data dan artificial intelligence untuk optimasi kegiatan produksi untuk mencapai efisiensi penggunaan energi dan peningkatan produktivitas.
Untuk mendorong percepatan capaian dekarbonisasi, SIG juga mengembangkan energi baru terbarukan melalui penggunaan panel surya pada unit-unit operasionalnya, serta optimasi gas panas buang dari proses produksi semen (Waste Heat Recovery Power Generation).
Vita menjelaskan, untuk mendukung pertumbuhan profitabilitas secara berkelanjutan, SIG mendorong efisiensi melalui optimalisasi operasional. Pengelolaan arus kas dan permodalan yang maksimal juga dilakukan untuk menjaga likuiditas Perusahaan tetap kuat dengan solvabilitas yang baik.
Terbukti, sepanjang semester pertama tahun 2024, SIG mampu menjaga ketahanan keuangan dengan mencatatkan arus kas dari operasi yang positif, sehingga mampu terus menurunkan saldo hutang dan mempertahankan rasio solvabilitas yang sehat.
Pada semester I-2024, SIG telah melunasi Obligasi Berkelanjutan I Tahap II tahun 2019, senilai Rp3,36 triliun. Pelunasan obligasi tersebut berujung pada penurunan liabilitas berdampak bunga SIG dan penurunan beban keuangan sehingga mendukung capaian profitabilitas yang positif.