Mengacu pada laporan keuangan konsolidasian yang tidak diaudit per 30 Juni 2024, pendapatan usaha lainnya TUGU naik 11 persen (yoy) menjadi Rp263,79 miliar.
Kontributor terbesar dari pendapatan usaha lainnya tersebut adalah pendapatan sewa yang naik 26 persen (yoy) menjadi Rp167 miliar. Pos ini disumbang oleh anak usaha TUGU yang bergerak di bidang penyewaan properti ruang kantor serta kendaraan bernama PT Pratama Mitra Sejati (PMS).
Di sisi lain, meskipun penjualan industri otomotif nasional cenderung lesu, pos pendapatan dari penjualan kendaraan masih dapat dipertahankan dengan stabil di angka Rp 55 miliar pada medio pertama tahun 2024.
Selanjutnya pada pos bagian laba bersih entitas asosiasi, TUGU mencatatkan Rp7,5 miliar pada semester I-2024. Pos ini naik 251 persen (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp2,1 miliar.
"Kendati nilainya relatif kecil, kenaikan ini juga menunjukkan perbaikan signifikan entitas asosiasi yang merupakan bagian dari investasi TUGU," ujar Azis.
Bagian laba bersih dari entitas asosiasi ini berasal dari kepemilikan saham TUGU di PT Asuransi Samsung Tugu sebesar 30 persen.
Pada paruh pertama 2024, PT Asuransi Samsung Tugu berhasil mengantongi laba setelah pajak sebesar Rp25,04 miliar. Laba bersihnya melonjak 3,5x dibanding pada semester I-2023 yang hanya sebesar Rp7,14 miliar.
Dengan kinerja yang solid di seluruh segmen tersebut, Azis menilai ini akan menjadi katalis positif untuk harga saham TUGU ke depan. Fundamental yang semakin solid serta valuasi yang masih murah membuka ruang potensi upside harga saham TUGU nantinya.
(taufan sukma)