Kenaikan produksi yang signifikan di bulan Agustus berbanding terbalik dengan data historisnya. Di mana produksi rokok biasanya melemah pada Agustus, kecuali pada tahun politik, di mana Indonesia akan menggelar pemilihan umum atau pemilu di Februari 2024 mendatang.
“Penjualan rokok biasanya mengalami kenaikan pada tahun politik dan menjelang kampanye, karena banyak politisi yang memberikan rokok kepada konstituen. Serta aktivitas yang melibatkan banyak orang pun sering digelar sehingga konsumsi rokok meningkat,” demikian dikutip dari 2nd Session Closing IDX Channel, Selasa (19/9/2023).
Pada musim kampanye 2019 yang berlangsung pada September hingga April 2019 misalnya, rata-rata produksi rokok mencapai 29,6 miliar batang. Padahal, pada periode September 2017 hingga April 2018 hanya tercatat sebanyak 24,36 miliar batang.
Fenomena kenaikan yang sama dinilai bisa terjadi pada tahun ini. Produsen rokok seperti HMSP, WIIM dan GGRM akan diuntungkan dengan kenaikan produksi tersebut. Kondisi yang sama juga tercermin dari kinerja laba yang positif selama paruh pertama 2023.
HMSP mencatatkan laba sebesar Rp3,74 triliun pada semester pertama tahun 2023 atau naik 18,6% dari periode sebelumnya.