IDXChannel – Emiten PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) tercatat berkinerja cukup baik di kuartal I 2022. Per Maret 2022, perseroan mencatatkan Pendapatan Bersih hingga USD677,7 juta, naik 13% dari periode yang sama tahun lalu.
Direktur Chandra Asri, Suryandi mengungkapkan, kinerja TPIA selama kuartal pertama 2022 sebagian besar dipengaruhi perang Rusia-Ukraina. Ketegangan geopolitik memicu harga minyak mentah melonjak hingga lebih dari USD100 per barel, yaitu sekitar 25% lebih tinggi kuartal-ke-kuartal dibanding kuartal IV 2021, dan sekitar 66% lebih tinggi dengan kuartal I 2021.
"Permintaan yang melemah di China karena ke lockdown COVID-19 juga menyebabkan pengetatan spread petrokimia, terutama untuk polyolefins," ujar Suyandi dalam keterangan resmi di keterbukaan informasi BEI, Kamis (28/4/2022).
Adapun Perseroan mencatat EBITDA tercatat sebesar USD24,1 juta, dengan Rugi Bersih Setelah Pajak sebesar USD11 juta.
Chandra Asri juga terus mempertahankan neraca yang kuat, dengan liquidity pool sebesar USD2,550 juta yang terdiri dari USD1,724 juta kas dan setara kas, USD398 juta surat berharga, dan USD428 juta fasilitas committed revolving credit yang tersedia.
Fundamental yang kokoh menempatkan Chandra Asri pada posisi yang kuat untuk menavigasi melalui ketidakpastian yang sedang berlangsung, dan untuk menangkap peluang yang muncul.
Chandra Asri akan terus fokus dalam mewujudkan 3 strategi utamanya yaitu Pertumbuhan transformasional melalui proyek CAP2, Keberlanjutan & ESG, dan Transformasi Digital.
"Kami akan terus mempertahankan disiplin modal dengan kerangka kerja stage-gated untuk proyek CAP 2, seiring dengan progres kami dengan pragmatisme kehati-hatian yang seimbang mengingat volatilitas harga komoditas," kata Suyandi.
Sebagai apresiasi kepada pemegang saham TPIA atas dukungannya selama ini, manajemen mengusulkan rasio pembayaran dividen sebesar 50% dari Laba Bersih Tahun Buku 2021, setara dengan USD76 juta.
"Pembayaran dividen final telah disetujui dalam RUPST baru-baru ini dan akan dibayarkan pada 20 Mei 2022 sebagai dividen tunai sebesar USD11 juta setelah memperhitungkan dividen interim USD65 juta yang telah dibayarkan sebelumnya pada tahun 2021,” ungkap Suyandi.
Berdasarkan keterangan perseroan, berikut ringkasan laporan keuangan Chandra Asri pada Kuartal I 2022:
- Pendapatan Bersih meningkat 13% YoY menjadi USD677,7 juta dari USD598,4 juta pada Kuartal I 2021 sebagai akibat dari harga jual rata-rata yang lebih tinggi di semua produk.
- Beban Pokok Pendapatan meningkat 45% YoY menjadi USD652,7 juta dari USD450,8 juta pada Kuartal I 2021 sebagian besar disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi dengan Naphtha pada USD856/T dibandingkan dengan rata-rata USD534/T pada kuartal I 2021, dilatarbelakangi oleh kenaikan 66% di harga minyak mentah Brent selama kuartal I 2022 dengan rata-rata USD101/bbl vs rata-rata USD61/bbl di kuartal I 2021.
- Selain itu, margin petrokimia yang lebih ketat dan lingkungan makro yang menantang mengakibatkan EBITDA Perseroan turun menjadi USD24,1 juta dari USD146,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.
- Sebagai hasilnya, selama kuartal I 2022 Perseroan mencatat Laba Bersih setelah Pajak sebesar –USD11,1 juta dibandingkan dengan USD84,5 juta pada kuartal I 2021. (FHM)