sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kinerja ICBP Terdampak CPO, Intip Prospeknya di Semester II-2025

Market news editor Rahmat Fiansyah
18/08/2025 19:35 WIB
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku di tengah lonjakan harga CPO.
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku di tengah lonjakan harga CPO. (Foto: iNews Media
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku di tengah lonjakan harga CPO. (Foto: iNews Media

IDXChannel - PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) menghadapi tantangan kenaikan harga bahan baku di tengah lonjakan harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya. Kondisi ini berpotensi menekan margin laba produsen mi instan itu.

Analis BRI Danareksa Sekuritas, Christy Halim mengatakan, kinerja ICBP di enam bulan pertama 2025 mencerminkan lesunya daya beli dan pemulihan yang lebih lambat pasca Lebaran. 

Namun, penjualan sebagian besar kategori produk masih tumbuh positif. Segmen mi instan misalnya, naik 4 persen sementara makanan ringan tumbuh 2 persen.

"Akan tetapi, margin di seluruh kategori produk melemah seiring kenaikan biaya bahan baku, terutama CPO (+19 persen) dan minyak goreng (+12 persen)," kata Christy dalam riset yang diterbitkan Kamis (14/8/2025).

Di semester II-2025, kinerja ICBP diharapkan meningkat imbas belanja pemerintah yang pada gilirannya berdampak pada daya beli. Manajemen ICBP pun masih mempertahankan panduan pertumbuhan penjualan sebesar 7-9 persen dengan margin EBIT antara 20-22 persen.

Risiko ICBP, kata Christy, berasal dari lonjakan harga CPO, termasuk minyak goreng yang membuat margin laba kotor berada di level 34,9 persen pada semester I-2025. Dengan asumsi harga gandum yang stabil, dia memprediksi margin laba bertengger di level 36,4 persen sepanjang 2025 dengan asumsi penjualan meningkat.

Dia juga memangkas proyeksi penjualan ICBP pada 2025 sebesar 2,7 persen dan 5 persen pada 2026. Kondisi ini mencerminkan pertumbuhan volume dan ASP masing-masing 3,5 persen dan 1,8 persen (sebelumnya 4,5 persen dan 3,6 persen).

Christy memprediksi pada 2025, penjualan bersih ICBP tumbuh 5 persen menjadi Rp76,4 triliun dengan laba bersih naik 38 persen ke Rp9,75 triliun. Namun, laba inti diperkirakan tumbuh negatif 6,8 persen.

Kendati demikian, dia tetap mempertahankan rating BELI pada saham ICBP. Namun, target harga dipangkas dari Rp14.000 menjadi Rp12.000. Saat ini, harga saham ICBP berada di level Rp9.900, yang mencerminkan potensi upside sekitar 21 persen.

Pada semester I-2025, ICBP mencetak laba bersih Rp5,54 triliun, melesat 56 persen secara tahunan. Kenaikan ini lebih disebabkan oleh lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi dari kegiatan pendanaan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, laba inti yang mencerminkan kinerja operasional turun 5 persen menjadi Rp5,37 triliun. ICBP mencatat penjualan bersih Rp37,6 triliun, tumbuh tipis 2 persen secara tahunan.

Direktur Utama & CEO ICBP, Anthoni Salim mengatakan, perseroan akan tetap fokus pada strategi yang ditetapkan meski menghadapi tantangan makro ekonomi terkait daya beli konsumen yang melemah. Dia juga memastikan tetap mengedepankan kehati-hatian dalam mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang berpotensi mempengaruhi kegiatan usaha perseroan.

"Kami juga akan memastikan akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan produk yang luas, memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi operasional guna meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang," katanya.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement