Hingga akhir Maret 2023, Kilang Pertamina Internasional melalui seluruh unitnya telah mengolah minyak mentah (intake kilang) sebanyak 80 juta barel.
Upaya untuk menghasilkan produk-produk bernilai tinggi dari intake kilang tersebut dilakukan untuk meningkatkan angka yield valuable, di mana salah satu produk yang didorong adalah Marine Fuel Oil Low Sulfur (MFO LS-untuk bunker kapal).
Taufik menerangkan, hal ini berhasil menjadikan imbal hasil produk atau Yield Valuable Product (YVP) di atas target. Persentase produksi produk bernilai tinggi, mencapai realisasi 83,5% atau sekitar 101,3% dari target RKAP Maret 2023.
"Selain itu, Plant Availability Factor (PAF) yang merupakan indikator kehandalan operasi kilang terhadap perencanaan operasi juga berhasil kami tingkatkan menjadi 99,8% dari target sebesar 99,2% pada Maret 2023 versi RKAP,” papar Taufik.
Nilai PAF kilang dijaga lebih dari 99% melalui pelaksanaan maintenance rutin atau non rutin (turn around), digitalisasi kilang, serta implementasi Asset Integrity Management System (AIMS).
Peningkatan keandalan kilang dilakukan dengan beberapa program, antara lain Rejuvenation (peremajaan material dan peralatan), Overhaul dan Turn-Around. Keseluruhan kegiatan ini sampai dengan 2026 diperkirakan menelan biaya sebesar hampir USD2 milar.