Data belanja pribadi AS juga meningkat sebesar 0,8 persen dari bulan sebelumnya pada Maret 2024, mempertahankan laju yang sama pada Februari dan melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,6 persen.
Belanja barang melonjak sebesar 1,3 persen (dibandingkan 0,8 persen di bulan Februari), didukung oleh belanja yang lebih tinggi untuk bensin dan barang energi lainnya, termasuk bahan bakar kendaraan bermotor, pelumas, dan cairan, serta barang tidak tahan lama lainnya seperti barang rekreasi, dan makanan dan minuman.
Sementara itu, pengeluaran pada sektor jasa meningkat sebesar 0,6 persen (dibandingkan dengan 0,8 persen pada Februari), dengan konsumen mengalokasikan lebih banyak dana untuk layanan kesehatan, termasuk layanan rawat jalan dan rumah sakit, serta perumahan dan utilitas, khususnya biaya yang berhubungan dengan perumahan.
Kuatnya perekonomian AS akan semakin membuat The Fed menunda penurunan suku bunga. Kondisi ini bisa membuat upaya BI dalam melakukan intervensi demi menyelamatkan mata uang Garuda terhambat.
Pelemahan rupiah yang terjadi akhir-akhir ini bukan menjadi hal baru. Adapun mata uang Garuda juga pernah tertekan, terutama saat krisis ekonomi 1998 hingga periode taper tantrum.