"Kami memperkirakan pertumbuhan laba yang lebih tinggi pada kuartal-kuartal berikutnya, didorong mulai normalnya volume angkut dan tambahan kapal," katanya lewat riset terbaru yang dikutip Rabu (31/7/2024).
Selain pertumbuhan laba, Andreas menilai dividen TPMA juga tergolong besar hingga dua digit. Dia pun memasang target harga TPMA Rp1.250 dengan potensi kenaikan (upside) sekitar 79 persen dari posisi harga saat ini Rp700 per saham.
Sementara itu, Analis Stockbit Sekuritas Hendriko Gani menilai, kinerja TPMA pada semester I-2024 tertolong kenaikan margin laba kotor. Pendapatan TPMA, terutama di kuartal II turun 7 persen secara qtq.
"Ini disebabkan oleh volume angkut segmen transhipment barging yang lebih rendah akibat bencana alam yang dialami salah satu klien perseroan," kata Gani.
Oleh karena itu, dia yakin kinerja TPMA di semester II lebih baik karena tambang klien tersebut sudah pulih per Juli 2024. Dengan begitu, volume angkut batu bara perseroan akan kembali naik pada kuartal-kuartal berikutnya.
(Rahmat Fiansyah)