"Menurut pandangan kami, Klarna lebih merupakan perusahaan pembayaran daripada pemberi pinjaman," ujarnya kepada acara BBC Opening Bell, seraya mencatat tingkat keterlambatan pembayaran yang sangat rendah.
"Tujuannya lebih untuk memfasilitasi pengalaman pembayaran yang lancar daripada memberikan kredit kepada konsumen," tutur dia.
Tahun lalu, Klarna melaporkan pendapatan sebesar USD2,8 miliar naik 24 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun sejak memasuki pasar AS, profitabilitasnya menurun, karena menghadapi biaya yang lebih tinggi untuk memproses transaksi.
Perusahaan melaporkan kerugian USD52 juta dalam tiga bulan hingga Juni, naik dari USD7 juta tahun lalu. Klarna telah mengincar penawaran umum perdana (IPO) selama bertahun-tahun. Rencana untuk debut pada bulan April ditunda setelah pengumuman tarif AS mengguncang pasar keuangan.
Namun, saham-saham di AS telah pulih, dengan indeks-indeks utama diperdagangkan pada rekor tertinggi. Beberapa perusahaan lain, termasuk perusahaan kripto Gemini, berencana untuk IPO minggu ini, berusaha memanfaatkan iklim yang menguntungkan.