Sayangnya, pangsa pasar INTP dinilai turun menjadi 28,5 persen, dibandingkan rata-rata Januari-September 2024 sebesar 29,7 persen.
“Ini dimungkinkan ada pertumbuhan volume yang cepat dari kompetitor Utama, seperti PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR), dan pemain industri semen lapis dua pada Oktober 2024,” kata Richard dalam riset yang ditulis, Kamis (21/11/2024).
Kendati manajemen INTP memproyeksikan Oktober menjadi puncak penjualan tahunan sebelum melambat selama November dan Desember, Richard menilai, faktor musiman seperti curah hujan tinggi dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah menjadi kendala utama yang membayangi kinerja akhir tahun.
Namun, prospek saham INTP dinilai masih atraktif dengan momentum pertumbuhan yang stabil, meskipun lebih lemah dibandingkan rekan-rekan se-industri.