"Logikanya kenapa kita punya banyak mobil kalau yang dipakai hanya beberapa saja? Termasuk juga pabrik. Sedangkan kita tahu, setiap pabrik itu pasti ada beban biaya yang harus ditanggung, mulai dari manpower, pasokan listrik, belum lagi kita bicara soal aset tanahnya, bangunannya, perpajakannya dan lain-lain. Sehingga untuk kinerja produksi yang lebih efisien, penutupan beberapa pabrik memang harus dilakukan," ungkap Reza.
Dalam hal ini, pihak karyawan menurut Reza juga tidak bisa menutup mata bahwa perusahaan memang dituntut untuk senantiasa melakukan perubahan, agar dapat tetap bertahan dalam persaingan industri yang semakin ketat.
Di lain pihak, demi perubahan tersebut, komitmen perusahaan untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, juga perlu untuk diapresiasi.
Namun demikian, meski telah berkomitmen untuk memenuhi seluruh hak karyawan yang terdampak, Reza berharap manajemen Kimia Farma juga dapat lebih bijaksana dalam mengelola para pegawai yang berpotensi terdampak atas rasionalisasi pabrik.
Solusi yang bisa diupayakan adalah dengan mengakomodir SDM dari pabrik-pabrik yang ditutup ke sejumlah pabrik yang masih dipertahankan dan bakal ditingkatkan utilitasnya.
Jika pun opsi tersebut tidak memungkinkan, Kimia Farma juga bisa memberikan pendampingan dan pelatihan keterampilan yang diperlukan bagi para karyawan terdampak untuk dapat terjun ke dunia wirausaha.