Namun, laporan berikutnya menyatakan bahwa serangan tersebut tidak terjadi dan dibesar-besarkan, bahkan kondisi fasilitas nuklir Iran masih utuh.
Sementara itu, emas menghadapi tekanan penurunan akibat kuatnya data ekonomi Amerika Serikat (AS), termasuk penjualan ritel dan PMI Manufaktur Philadelphia, serta komentar hawkish dari beberapa pejabat bank sentral The Federal Reserve (The Fed).
Prospek suku bunga yang tetap ketat dalam jangka waktu yang lebih lama membebani emas batangan, karena suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik aset-aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas.
Sepanjang minggu ini, harga emas masih diperkirakan mengalami kenaikan lebih dari 2 persen, didukung oleh ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung dan kuatnya pembelian bank sentral.
Melansir World Gold Council, sejumlah bank sentral menambah 39 ton cadangan emas global sepanjang Januari 2024.