sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

KPEI Raup Laba Bersih Rp149,17 miliar di 2024, Tumbuh 40,75 Persen

Market news editor Cahya Puteri Abdi Rabbi
24/06/2025 13:54 WIB
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengantongi laba bersih sebesar Rp149,17 miliar sepanjang 2024.
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengantongi laba bersih sebesar Rp149,17 miliar sepanjang 2024. (Foto: Dok. KPEI)
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengantongi laba bersih sebesar Rp149,17 miliar sepanjang 2024. (Foto: Dok. KPEI)

IDXChannel - PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) mengantongi laba bersih sebesar Rp149,17 miliar sepanjang 2024. Angka tersebut tumbuh 40,75 persen dibandingkan 2023.

Capaian tersebut diumumkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan Senin (23/6/2025). Sejalan dengan lonjakan pada laba bersih, ekuitas salah satu Self-Regulatory Organization (SRO) di pasar modal Indonesia itu juga meningkat 15,67 persen menjadi Rp2,51 triliun.

Di samping itu, KPEI membukukan pendapatan Rp697,12 miliar, tumbuh 18,52 persen dibandingkan 2023. Ini terutama didorong oleh peningkatan Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) bursa.

Direktur Utama KPEI, Iding Pardi mengatakan, RNTH bursa pada tahun lalu mencapai Rp12,87 triliun, meningkat 19,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan nilai RNTH tersebut, KPEI mencatatkan nilai penyelesaian transaksi sebesar Rp4,24 triliun dengan efisiensi transaksi mencapai 57,30 persen. 

“Pada layanan lainnya, selama tahun 2024, nilai transaksi Pinjam Meminjam Efek mencapai Rp54,11 miliar, sementara nilai transaksi Triparty Repo sebesar Rp531,32 miliar,” kata Iding lewat keterangan resmi, Selasa (24/6/2025).

Sebagai bagian dari fungsi manajemen risiko, kata Iding, per akhir 2024 KPEI mengelola total agunan senilai Rp33,13 triliun, yang terdiri dari Rp26,20 triliun agunan online dan Rp6,92 triliun agunan offline. Nilai Cadangan Jaminan yang dikelola KPEI juga menunjukkan peningkatan dari Rp194,14 miliar pada 2023 menjadi Rp199,44 miliar di 2024. 

“Adapun total nilai dana jaminan tumbuh dari Rp7,74 triliun menjadi Rp8,52 triliun pada tahun 2024,” imbuh Iding.

Untuk segmen Pasar Uang dan Valuta Asing (PUVA), yaitu produk Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), KPEI mencatat nilai outstanding transaksi sebesar USD22 juta per akhir 2024. Total nosional transaksi DNDF selama tahun 2024 mencapai USD382 juta, dengan posisi nett nosional USD322 juta. 

“Dengan nilai tersebut, KPEI telah melakukan efisiensi netting sebesar 15,7 persen, yang diharapkan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah anggota dan transaksi PUVA. Per akhir 2024, anggota kliring PUVA tercatat sebanyak delapan bank,” tutur Iding.

Selain kinerja operasional dan keuangan, KPEI juga mencatat berbagai pencapaian strategis selama 2024. Salah satunya mempertahankan empat sertifikasi ISO, yaitu ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu), ISO 27001:2022 (Sistem Manajemen Keamanan Informasi), ISO 22301:2019 (Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha), dan ISO 37001:2016 (Sistem Manajemen Anti Penyuapan). 

Selain itu, KPEI memperoleh pengakuan sebagai Qualifying Central Counterparty (QCCP) dari Bank Indonesia (BI). KPEI juga menambah sembilan pemegang saham baru sebagai bagian dari pengembangan usaha di segmen PUVA.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement