Sebelumnya, perseroan resmi menambah kepemilikan saham pada PT Krakatau Posco (KP) dari sebelumnya 30% menjadi 50%. Krakatau Posco merupakan perusahaan patungan atau joint venture antara Krakatau Steel dengan Posco Holding, Korea yang dibentuk pada tahun 2010 dengan nilai investasi sekitar USD3 miliar.
Peningkatan kepemilikan saham tersebut diyakini akan mendongkrak kinerja perseroan ke depan. Silmy menyampaikan, dengan kepemilikan 50% di KP ini merupakan bagian sinergi dari Steel Cluster Roadmap 10 Juta Ton, yang memungkinkan kolaborasi penuh antara dua pihak untuk mengurangi ketergantungan impor.
“Selain itu, juga dapat memiliki operasi baja terintegrasi dan memungkinkan efisiensi operasional yang kompetitif dengan pemain global lainnya,” ujar Silmy.
Meningkatkan kepemilikan saham perseroan di KP juga membuat KRAS berpotensi mendapatkan pendapatan konsolidasi atas peningkatan kinerja KP, sesuai dengan kepemilikan saham perseroan.
Lebih lanjut, sehubungan dengan pentingnya perluasan kapasitas produksi eksisting dan produksi baja khusus untuk kendaraaan atau mobil listrik, perseroan dan Posco memiliki rencana investasi jangka panjang dengan total nilai sekitar USD3,5 miliar.
Secara rinci, rencana investasi tersebut meliputi pembangunan Cold Rolling Mill #2 (CRM#2) kapasitas 1.0 juta ton per tahun, pembangunan fasilitas Iron & Steel Making kapasitas 3.0 juta ton per tahun, peningkatan kapasitas Hot Strip Mill #2 (HSM#2) menjadi 3.0 juta ton per tahun, serta pembangunan Cold Galvanizing Line (CGL) kapasitas 0.5 juta ton per tahun.
Silmy mengatakan pembangunan fasilitas itu penting untuk mewujudkan rencana perseroan dalam mendukung program pemerintah membangun ekosistem kendaraan listrik.
“Pemerintah ingin Indonesia menjadi sentra produksi kendaraan listrik. Ini pasar yang kami tuju,” ujarnya.
(FRI)