Dana murah ini didominasi oleh produk giro yang menembus Rp115,49 triliun, meningkat 57,4 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp73,38 triliun. Di sisi lain, deposito yang tergolong dana mahal turun 5,36 persen menjadi Rp168,1 triliun dibandingkan sebelumnya yang tercatat Rp177,6 triliun.
Secara keseluruhan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dari Bank spesialis pembiayaan perumahan ini meningkat 7,38 persen menjadi Rp321,83 triliun. Perbaikan struktur DPK tersebut berhasil menurunkan beban bunga sebesar 19 persen, dari Rp11,72 triliun pada November 2021 menjadi Rp9,48 pada November 2022.
Sementara itu, pendapatan bunga BTN terus meningkat sebesar 3,87 persen menjadi Rp23,33 triliun pada akhir November 2022. Hal ini ditopang oleh peningkatan kredit dan pembiayaan syariah sebesar 8,09 persen menjadi Rp295,58 triliun pada akhir November 2022.
Secara keseluruhan pendapatan bunga bersih (NII) BTN melesat 28,84 persen menjadi Rp13,84 triliun. Bukan cuma NII, BTN juga berhasil mencatatkan pendapatan Komisi/provisi/fee dan administrasi sebesar Rp1,1 triliun, melesat 13,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya. Hingga akhir November 2022, aset BTN nyaris menembus Rp400 triliun, tepatnya Rp397,51 triliun.
Sebagai informasi, BTN saat ini masih dalam proses rights issue dengan target dana Rp4,13 triliun, termasuk penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp2,48 triliun. Terkait dengan PMN tersebut, Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Pemerintah (PP) nomor 48/2022 tentang PMN kepada BTN, beberapa hari lalu.