Manajemen menargetkan IBK Indonesia tahun ini dapat tumbuh sekitar 30% dari sisi pinjaman (kredit) dan deposito dibandingkan dengan tahun sebelumnya, serta menetapkan target laba bersih dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Dalam hal ini IBK Indonesia optimis untuk mencapai target tersebut.
“Kami berada dalam langkah dan jalur yang tepat dalam mencapai target tersebut,” lanjut Cha Jae Young.
Dalam upaya memperkuat daya saing di pasar perbankan, IBK Indonesia saat ini sedang membangun credit rating system dengan mengadopsi sistem analisis kredit korporasi dari IBK Korea, yang bertujuan untuk memperluas cakupan bisnis dan meningkatkan efisiensi kerja.
Sebagai komitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kemajuan digital, IBK Indonesia berusaha untuk memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik dan efisiensi bagi para nasabah dengan memberikan layanan pembukaan rekening tanpa tatap muka, E-KYC,QRIS, hingga top up e-money.
Dalam jangka panjang IBK Indonesia, berencana memperkenalkan sebagai layanan digital khusus korporasi yang tervalidasi di Korea, seperti cash management system dan layanan pembayaran dana korporasi lainnya, serta produk pinjaman korporasi non face to face ke Indonesia.
Dengan kondisi perusahaan yang semakin sehat serta dukungan permodalan yang kuat, IBK Indonesia siap berlari kencang untuk menggapai bank dengan misi jangka panjang menjadi bank dengan total asset Rp50 triliun pada tahun 2030.
(DES)