IDXChannel - Emiten industri petrokimia, PT Lotte Chemical Titan Tbk (FPNI), mencatatkan kinerja yang kurang maksimal pada tahun lalu. Perseroan membukukan pendapatan yang meningkat 15% pada 2022 dibanding tahun sebelumnya.
Namun laba usaha mengalami penurunan sebesar 75% pada tahun 2022 dibandingkan 2021. Direktur FPNI, Calvin Wiryapranata mengatakan, faktor utama disebabkan oleh volume dan harga penjualan untuk produk sendiri yang mengalami peningkatan selama 2022, dengan masing-masing sebesar 12,2% dan 3,4%.
"Memang penjualan naik tapi kenapa laba menurun? Untuk harga jual memang kita mengikuti harga pasar, ini termasuk harga komoditas jadi kami tidak bisa mengontrol harga, tahun lalu secara bisnis untuk harga bahan baku dan harga jual selisihnya menurun cukup besar," kata Calvin dalam Public Expose FPNI di Jakarta, Jumat (9/6/2023)
Hal tersebut terutama disebabkan oleh penurunan signifikan rata-rata margin spread antara harga jual polyethylene (PE) dan bahan baku utama sebesar USD37 per metrik ton (USD164 per metrik ton vs USD201 per metrik ton).
"Itulah yang menyebabkan mengapa laba kita menurun cukup besar, ya walaupun menurun kita masih bisa pertahankan di area positif ya, banyak petrokimia lain yang mungkin strukturnya agak beda dari kami ya mungkin situasinya juga lagi tidak baik," jelas Calvin.
Faktor yang menyebabkan penurunan signifikan juga adalah penurunan permintaan akibat perlambatan ekonomi global yang menyebabkan pasar PE tertekan, Lockdown yang masih diterapkan oleh China pada tahun 2022 dan tambahan pasokan produk petrokimia dari pabrik baru di regional yang semakin memperketat kompetisi.
Pada tahun 2022 volume penjualan secara keseluruhan meningkat cukup signifikan. Kondisi pandemik covid-19 semakin membaik dan aktivitas industri berangsur normal.
Kontribusi terbesar terlihat pada penjualan domestik dimana kelompok usaha berusaha bersaing untuk meningkatkan pangsa pasar di tengah persaingan usaha yang semakin meningkat dan kompetitif. Dalam hal ini, kelompok usaha berusaha melakukan penjualan secara lebih agresif dibandingkan tahun sebelumnya dengan berkonsentrasi kepada pasar domestik.
Untuk kuartal I 2023, laba bersih FPNI tercatat turun 35% menjadi USD2,25 juta. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu, perseroan membukukan laba bersih sebesar USD3,49 juta.
Penurunan laba seiring dengan jatuhnya pendapatan dari kontrak dengan pelanggan menjadi USD110,6 juta. Angka ini lebih rendah 19,5% ketimbang 2022 yaitu USD137,5 juta. Sedangkan beban pokok penjualan juga turun sebesar 18,3% di angka USD106,4 juta.
Posisi nilai aset perseroan pada 3 bulan pertama tahun 2023 sebesar USD180,8 juta. Sementara posisi liabilitas sebesar USD71,09 juta, turun 16,06% dibandingkan posisi yang sama tahun 2023, sebesar USD84,7 juta. Salah satu faktornya dikarenakan berkurangnya pinjaman jangka pendek.
Untuk posisi ekuitas FPNI tercatat sebesar USD109,7 juta, turun 42,92% dibandingkan kuartal I 2022 sebesar USD192,2 juta.
(FRI)