Sebagian besar proyek datang dari pihak ketiga mencapai Rp2,53 triliun, seperti kontrak dari PT Weda Bay Nickel, PT Translingkar Kita Jaya, dan PT Hengjaya Mineralindo. Sementara kontra dari pihak berelasi terbesar datang dari sang induk PTPP.
Dari sisi neraca, aset PPRE akhir 2023 menembus Rp7,16 triliun, menurun 5,5% yoy. Total kewajiban utang atau liabilitas berkurang 13,23% yoy menjadi Rp3,84 triliun, sejalan dengan pertumbuhan modal atau ekuitas mencapai Rp3,31 triliun.
Kas atau setara kas PPRE mencapai Rp161,74 miliar per Desember 2023, turun dari awal tahun yang sebesar Rp305 miliar. Ini disebabkan sejumlah pengeluaran atas aktivitas pendanaan seperti pembayaran utang bank, hingga pinjaman pihak berelasi.
(SLF)