IDXChannel – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kinerja yang menurun sepanjang 2023. Laba bersih emiten pertambangan tersebut tergerus hingga 51% menjadi Rp6,1 triliun dari Rp12,76 triliun pada 2022.
Laba per saham juga turun anjlok menjadi Rp532 pada 2023. Sementara pada 2022, laba per saham sebesar Rp1.094.
Hal itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang turun 9,75% menjadi Rp38,48 triliun dari Rp42,62 triliun pada 2022.
Secara rinci, pendapatan batu bara PTBA hingga 31 Desember 2023 mencapai Rp37,97 triliun, turun dari tahun sebelumnya sebesar Rp42,09 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari aktivitas lain sepanjang tahun lalu mencapai Rp516,83 miliar, lebih rendah dari 2022 yang mencapai Rp549,27 miliar.
Beban pokok perusahaan naik pada 2023 menjadi Rp29,33 triliun. Sementara pada 2022, angkanya mencapai Rp24,68 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, aset PTBA tercatat sebesar Rp38,76 triliun pada akhir 2023, turun dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp45,35 triliun.
Jumlah liabilitas pada 2023 sebesar Rp17,2 triliun, naik dari 2022 yang mencapai Rp16,44 triliun.
Adapun, ekuitas perseroan hingga akhir Desember 2023 sebesar Rp38,76 triliun, lebih rendah dari 2022 sebesar Rp45,3 triliun.
Sebelumnya, PTBA mengumumkan total produksi batu bara sepanjang 2023 mencapai 41,9 juta ton. Jumlah tersebut tumbuh sekitar 13 persen dibanding realisasi produksi pada 2022 yang tercatat sebesar 37,1 juta ton.
"Capaian produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023," ujar Corporate Secretary ANTM, Niko Chandra, dalam keterangan resminya, Selasa (16/1/2024).
Dari kenaikan volume produksi tersebut, menurut Niko, terjadi lonjakan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton. Dari jumlah tersebut, sebesar 15,6 juta ton di antaranya merupakan penjualan ekspor, yang tercatat naik sebesar 25 persen dibanding realisasi ekspor di 2022 lalu.
Sementara, penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton, atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year).
"Perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja operasional. Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru," tutur Niko.
Selain tumbuh 25 persen, Niko menjelaskan kinerja ekspor PTBA juga berhasil mencatatkan negara tujuan yang juga lebih beragam, dengan beberapa pasar baru yang berhasil dioptimalkan, di antaranya adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, hingga Bangladesh.
(FRI)