sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Laba Vale Indonesia (INCO) Turun 32 Persen, Ini Penyebabnya

Market news editor Rahmat Fiansyah
30/07/2025 20:21 WIB
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan kinerja di enam bulan pertama 2025.
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan kinerja di enam bulan pertama 2025. (Foto: iNews Media Group)
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan kinerja di enam bulan pertama 2025. (Foto: iNews Media Group)

IDXChannel - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatat penurunan kinerja di enam bulan pertama 2025. Laba bersih emiten nikel tersebut turun hingga 32 persen menjadi USD25,2 juta atau setara Rp414 miliar.

Penurunan tajam terutama terjadi pada kuartal II-2025. Laba bersih Vale tersisa USD3,5 juta. Padahal di kuartal sebelumnya, perseroan menghasilkan laba USD21,8 juta.

Kinerja kuartal I yang tinggi lebih disebabkan adanya keuntungan atas pengakuan nilai wajar pada aset derivatif yang mencapai USD16,6 juta. Pengakuan ini bersifat one-off (hanya sekali terjadi), sehingga tidak ada di kuartal berikutnya. 

Secara umum, pendapatan Vale pada semester I-2025 tercatat melemah 11 persen menjadi USD426,7 juta. Produksi nikel matte naik 2,3 persen menjadi 35.584 metrik ton sementara penjualan nikel matte turun 1,5 persen menjadi 35.119 metrik ton. 

Sementara itu, harga rata-rata nikel matte di semester I-2025 turun hingga 10,5 persen menjadi USD12.014 per ton. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, harga rata-rata nikel matte berada di level USD13.418 per ton.

Di tengah beban pokok yang relatif masih tinggi, situasi ini membuat laba kotor INCO turun 51 persen menjadi USD30,1 juta. Namun, adanya keuntungan atas nilai wajar aset derivatif yang tercatat di kuartal I-2025 serta adanya pendapatan keuangan membuat tekanan pada bottom line ikut berkurang.

Berbagai faktor juga ikut menekan kinerja INCO mulai dari beban pokok pendapatan yang naik tajam di kuartal II, operasi pemeliharaan, dan kenaikan beban royalti dari USD13,7 juta di kuartal I menjadi USD15,7 juta di kuartal II.

Direktur & Chief Financial Officer Vale Indonesia, Rizky Putra optimistis perseroan memiliki baseline yang lebih kuat pada semester II-2025. Perseroan juga baru saja mencapai kesepakatan baru untuk penetapan harga nikel matte dengan pelanggan.

Di samping itu, Vale juga baru memperoleh persetujuan untuk merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) sekitar 2,2 juta ton bijih saprolit dari Blok Bahodopi.

"Perkembangan ini diharapkan dapat menghasilkan lebih banyak aliran pendapatan dan memperkuat baseline Vale ke depannya," katanya melalui keterangan resmi, Rabu (30/7/2025).

Selain itu, perseroan berupaya mengendalikan biaya. Penurunan harga batu bara sejalan dengan penurunan harga komoditas global membantu perseroan meningkatkan efisiensi dari sisi belanja energi.

"Selain penghematan dari belanja energi, pada kuartal II-2025, Vale juga melakukan optimalisasi biaya yang ketat dan berkelanjutan, terutama dalam hal SG&A dan pengeluaran korporat lainnya untuk memastikan disiplin dalam menghadapi pasar yang penuh tantangan," ujarnya.

Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas Vale mencapai USD506,7 juta, turun hampir USD100 juta secara kuartalan. Penurunan ini merupakan dampak dari belanja modal yang dikucurkan perseroan.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement