IDXChannel - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan hasil penjualan obligasi negara ritel seri SBR010 sebesar Rp7,5 triliun. Dana hasil penjualan SBR010 tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN 2021, termasuk program penanggulangan pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Penerbitan SBR010 tersebut memecahkan rekor penerbitan SBN ritel non-tradable dari jumlah investor maupun nominalnya.
Direktur Surat Utang Negara Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu), Deni Ridwan, mengatakan SBR010 merupakan SBR pertama yang diterbitkan di masa pandemi, di mana seri ini terakhir diterbitkan pada Februari 2020.
Walau diterbitkan dengan kupon terendah sepanjang penerbitan SBN ritel sejak 2006, animo masyarakat untuk membeli SBR010 sangat besar.
"Ini terbukti dengan target maksimal penerbitan SBR010 yang terpenuhi di dua hari sebelum penutupan masa penawaran SBR010. Terdapat 23.337 investor yang berinvestasi SBR010, sekitar 9.068 (38,9 persen dari jumlah total investor) merupakan investor baru. Investor yang membeli SBR010 ini tersebar dari seluruh wilayah provinsi di Indonesia," ujar Deni, dalam keterangannya, Senin (19/7/2021).
Pada penerbitan SBR010 kali ini, terdapat 1.316 investor yang melakukan pemesanan dengan nominal Rp1 juta. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan penerbitan SBR pada 2020, di mana terdapat 886 investor yang melakukan pemesanan Rp1 juta.
Dari total jumlah investor SBR010 yang membeli di nominal Rp1 juta, hampir seluruhnya merupakan generasi milenial (81 persen) dan didominasi investor baru (65,6 persen). Hal ini mencerminkan meningkatnya kesadaran generasi muda untuk berinvestasi, dan SBR010 menjadi instrumen yang tepat untuk mulai belajar berinvestasi.
Sementara itu Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman, menyampaikan bahwa peningkatan kesadaran dan budaya berinvestasi masyarakat Indonesia, dalam jangka panjang dapat turut mewujudkan kemandirian bangsa untuk pembiayaan pembangunan.
Dia menambahkan berdasarkan jumlah investor, generasi milenial mendominasi investor SBR010 dengan porsi sebesar 46,1 persen, namun secara nominal masih didominasi generasi Baby Boomers (40,4 persen).
"Berdasarkan profesi, jumlah investor SBR010 didominasi pegawai swasta yaitu sebesar 40,2 persen. Namun secara nominal, investor yang berprofesi sebagai wiraswasta masih mendominasi pemesanan SBR010 (35,7 persen)," kata Luky.
Berdasarkan gender, tambahnya, jumlah investor SBR010 didominasi investor perempuan sebesar 58,3 persen. Apabila ditilik berdasarkan profesi investor, ibu rumah tangga menduduki peringkat tiga besar investor SBR010. Posisi ibu rumah tangga ini konsisten di penerbitan SBR terakhir.
Sejak penerapan Single Investor Identification (SID) terdapat 14.269 investor yang membeli SUN Ritel lebih dari 1 kali (repeating investors), atau sebanyak 61,1 persen dari total jumlah investor SBR010, dengan nominal pemesanan sebesar Rp5,29 triliun.
"Dari jumlah tersebut, sebanyak 36 investor bahkan tidak pernah absen membeli SUN Ritel," kata dia. (TYO)