sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Lika Liku Prajogo Pangestu: Dari Sopir Angkutan Umum ke Raja Petrokimia

Market news editor Aldo Fernando
05/06/2025 14:15 WIB
Dari sopir angkutan umum hingga menjadi pemain utama petrokimia Indonesia, perjalanan Prajogo Pangestu penuh liku.
Lika Liku Prajogo Pangestu: Dari Sopir Angkutan Umum ke Raja Petrokimia. (Foto: Prajogo Pangestu)
Lika Liku Prajogo Pangestu: Dari Sopir Angkutan Umum ke Raja Petrokimia. (Foto: Prajogo Pangestu)

Kehidupan Prajogo berubah pada 1975, ketika ia diangkat menjadi General Manager PT Nusantara Plywood oleh Burhan Uray, bos besar Djajanti Group. Setahun berselang, ia mengambil alih CV Pacific Lumber dan menamainya PT Barito Pacific Lumber. Dari sinilah langkahnya kian mantap.

Perlahan tapi pasti, bisnisnya merambah ke berbagai sektor: dari perbankan (Bank Andromeda), perkebunan cokelat, pabrik kertas, hingga petrokimia. Prajogo bermitra dengan keluarga Soeharto dan para taipan lainnya untuk mendirikan PT Tanjung Enim Pulp dan Kertas, Bank Andromeda, serta PT Chandra Asri—perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia.

Pada September 1991, Prajogo Pangestu menjalin kerja sama strategis dengan Kuok bersaudara dari Malaysia untuk mendirikan hotel di Pulau Sentosa, menandai langkahnya masuk ke industri pariwisata internasional. Tak hanya itu, ia juga menggandeng Grup Salim dalam usaha bersama di Bintan untuk mengembangkan sektor pariwisata domestik. Di tahun yang sama, Prajogo memperluas jangkauan bisnisnya ke Tiongkok daratan dengan menggandeng mitra Taiwan mendirikan perusahaan kayu lapis di Jiangsu.

Ketika Summa Bank milik Soeryadjaya menghadapi kesulitan, Prajogo bersama para taipan lain cepat mengambil alih kendali, hingga akhirnya menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Grup Astra, yang sebelumnya dikuasai keluarga Soeryadjaya.

Tak hanya sukses dalam bisnis, Prajogo juga dikenal sebagai taipan yang merespons ajakan Presiden Soeharto untuk mendonasikan sebagian sahamnya ke koperasi. Pada 1996, berkat berbagai langkah cerdas dan ekspansi agresif, ia sudah menempatkan dirinya sebagai salah satu dari sepuluh orang terkaya di Indonesia dengan total aset mencapai USD2,2 miliar — sebuah pencapaian yang mengukuhkan statusnya di jajaran elite bisnis nasional.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement