“Peningkatan tenancy ratio dan kolokasi menjadi hal yang penting untuk story perbaikan margin MTEL. Tahun ini growth story dari MTEL lebih ke ekspansi EBITDA margin. Kalau 2022 mencapai 80% tahun ini setidaknya bisa 81%, secara konsevatif,” tambah Devi.
Soal kemampuan ekspansi MTEL di 2024, Devi tak meragukan kapasitas perusahaan penyedia menara tersebut meski tidak lagi disokong oleh dana IPO.
“MTEL punya arus kas yang solid, dan yang terpenting adalah punya balance sheet yang kuat. Ini yang membedakan MTEL dengan pesaing. Rasio utang terhadap modal masih di bawah 1x sehingga jika diperlukan penarikan utang untuk ekspansi, ruangnya masih ada dan justru baik jika momentumnya bersamaan dengan penurunan suku bunga” tambah Devi.
Selain Devi, konsensus analis juga sepakat bahwa kinerja MTEL di 2024 akan tetap solid dengan EBITDA diperkirakan tumbuh 10% dan mencapai Rp 7,6 triliun dan laba bersih mencapai Rp 2,3 triliun atau ada potensi peningkatan sampai 16%. (*)