Pendapatan meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi USD8,1 miliar, hal ini disebabkan oleh perubahan cara perusahaan memperhitungkan bisnisnya di Inggris. Kenaikan permintaan membantu mendorong pemesanan kotor naik 33 persen menjadi USD29,1 miliar (24 miliar poundsterling).
Sementara itu, saham Uber melonjak lebih dari 13% atau lebih baik dari yang diharapkan. Angka tersebut menunjukkan peningkatan meskipun ada tekanan inflasi dan kekurangan pengemudi yang masih ada di beberapa kota.
"Singkatnya, meskipun harga berbagi perjalanan naik di seluruh AS/Eropa jelas konsumen masih beralih ke platform Uber terutama karena perjalanan, beralih ke kantor, dan tren pasca pandemi lainnya berlangsung secara global dengan Uber siap untuk mendapatkan keuntungan hingga 2023," kata Dan Ives, analis di Wedbush Securitied. (NDY)
Penulis: Bayu Rama