Kendati beban pokok naik 24,06 persen yoy menjadi Rp194,78 miliar dari Rp156,99 miliar, LPCK masih menyisakan laba kotor sebesar Rp405,73 miliar, sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan perusahaan, Senin (2/11/2024).
Beban usaha mampu termitigasi di angka Rp180an miliar. Satu beban jumbo yang memangkas laba LPCK justru datang dari kerugian yang dihasilkan dari penyelesaian Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) sebesar Rp1,7 triliun.
Hal ini memangkas habis laba operasional, sekaligus membuat LPCK menghasilkan rugi sebelum pajak senilai Rp1,5 triliun.
Neraca keuangan per September menunjukkan total aset tumbuh 38,18 persen year-to-date (ytd) menjadi Rp13,37 triliun dari Rp9,68 triliun pada akhir 2023.
Liabilitas atau utang meningkat signifikan sebesar 182,23 persen ytd menjadi Rp8,15 triliun, dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp2,89 triliun. Sebaliknya, ekuitas perusahaan menyusut 23,10 persen ytd menjadi Rp5,22 triliun dari Rp6,79 triliun.