“Belanja modal yang dilakukan adalah berupa pembangunan jaringan fiber optik yang ditanam di bawah tanah. Untuk hal ini, PFI telah memiliki kontrak kerja sama dengan kontraktor pembangunan tersebut,” demikian dikutip dari prospektus, Senin (17/7/2023).
Kemudian, sebesar Rp30 miliar akan digunakan PFI untuk modal kerja atau operational expenditure (opex), namun tidak terbatas pada pembelian bandwith internet, pembayaran gaji karyawan dan uang jaminan sewa fiber optik di area Pulau Jawa. Saat ini, PFI telah sepakat akan kerjasama penyediaan bandwidth dengan PT Gemilang Lintang Nusantara.
Selain itu, sekitar Rp30 miliar dana hasil IPO akan digunakan perseroan untuk melakukan setoran modal kepada entitas anak yaitu DPS, dan kemudian akan digunakan oleh DPS sebagai modal kerja namun tidak terbatas pada pembelian bandwith internet, biaya pemasaran, pembayaran gaji karyawan dan pembelian persediaan kabel serta material lain guna mendukung kegiatan usaha DPS.
“Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan namun tidak terbatas pada pembelian bandwith internet, biaya pemasaran, pembayaran gaji karyawan dan pembelian persediaan kabel, serta material lain guna mendukung kegiatan usaha perseroan,” lanjut prospektus.
Sinergi Inti Andalan Prima dijadwalkan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 24 Juli 2023 dengan kode INET. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
(FAY)