IDXChannel - Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengungkapkan dalam program IDX Channel Market Review, Senin (25/1/2021), terdapat ketidaksesuaian antara proyeksi pertumbuhan kebutuhan listrik dengan penambahan pasokan listrik baru sebesar 35.000 Megawatt (MW) yang menyebabkan adanya kondisi kelebihan pasokan listrik.
Terdapat beberapa asumsi yang menyebabkan kelebihan pasokan listrik. Diungkapkan Fabby, pertama adalah pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditargetkan sebesar 7%. Dengan pertumbuhan sebesar 7%, diperkirakan permintaan listrik bisa tumbuh sebesar 8-8,5%.
"Dalam perjalanannya 5 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi kita tidak 7%. Rata-rata dikisaran 5%. Begitu pula dengan pertumbuhan listrik yang hanya 4,5-4,8% rata-rata selama 5 tahun terakhir," ujarnya di IDX Channel, Senin (25/1/2021).
Diterangkan Fabby, bahwa target konsumsi listrik di 2019 sebesar 1.200 kWh per kapita. Target ini terus mengalami peningkatan hingga menjadi 1.408 kWh per kapita pada 2024. Sementara target rasio elektrifikasi pada 2020 sebesar 100%.
"Semua ini menjadi dasar untuk mengkalkulasi kebutuhan yang dicanangkan, yang kemudian keluar angka 35.000 MW. Oleh karena itu, kita bisa bayangkan pasokan listrik yang sudah kita rencanakan terjadi tidak semuanya bisa diserap oleh permintaan daya listrik yang baru," jelasnya.