sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mandiri Sekuritas Incar Pengguna Gojek Demi Tingkatkan Jumlah Investor

Market news editor Fahmi Abidin
14/02/2019 19:45 WIB
PT Mandiri Sekuritasmembuka peluang kerja sama terutama dengan investor ritel yang jumlahnya terus meningkat dengan mengincar pengguna gojek hingga bukalapak.
Mandiri Sekuritas Incar Pengguna Gojek Demi Tingkatkan Jumlah Investor. (Foto: Ist)
Mandiri Sekuritas Incar Pengguna Gojek Demi Tingkatkan Jumlah Investor. (Foto: Ist)

IDXChannel - Banyaknya perusahaan digital dan startup seperti Gojek yang masuk ke ranah distribusi produk investasi pasar modal menjadi perhatian serius PT Mandiri Sekuritas, perusahaan sejatinya membuka peluang kerja sama terutama dengan investor ritel yang jumlahnya terus meningkat.   

“Jumlah investor ritel kita itu per 2018 95 ribu sementara total investor sekitar 850 ribu. Tapi yang perlu diantisipasi adalah potensi disrupsi dari e-commerce. Tapi kita tidak boleh musuhi itu,” kata Direktur Utama Mandiri Sekuritas Silvano Rumantir di Hotel Ritz Carlton, di Jakarta, pada Rabu (13/2).

Dari sisi jumlah investor, Mandiri Sekuritas juga mencatatkan pertambahan investor ritel dari  629 ribu pada 2017 menjadi 851 ribu pada 2018. Jumlah klien naik dari 75 ribu pada pada 2017 menjadi  95 ribu tahun lalu.

Pada 2018 Mandiri Sekuritas telah melakukan 115 investasi perbankan termasuk penerbitan obligasi global senilai USD2 miliar dolar serta obligasi Rupiah senilai Rp15,9 triliun.

Dikatakan Silvano, pihaknya memiliki basis investor ritel yang cukup besar dalam industri. Namun Silvano menilai perusahaan start-up tak boleh dimusuhi. Justru dia melihat adanya peluang dari para start-up yang mulai menjual reksadana yang kemudian akan berkembang untuk investasi saham.

“Sekarang e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia sudah bisa jual reksadana Rp 10 ribu juga bisa beli. Mungkin saat ini investor belum nyaman beli di sana. Tapi dengan edukasi dalam waktu dekat mereka bisa berhasil menggaet customer mereka,” imbuhnya.

Silvano mengatakan pihaknya mencermati perkembangan teknologi serta generasi millenial dan generasi Z yang semakin dewasa.  Mereka serba menuntut kepraktisan.

“Kita lihat retail business kita yang go online trading positif sekali dibanding full service masih flat,” katanya. Full service adalah transaksi dengan mengontak pihak pelayanan konsumen.  Sedangkan online trading melalui aplikasi yang bisa diunduh lewat telepon seluler pintar.

Silvano berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa membuat aturan mengenai peluang kerjasama antara perusahaan efek dengan para perusahaan digital startup. Sebab potensi untuk pendalaman pasar atau menambah jumlah investor begitu besar.

“Kenapa tidak Tokopedia atau Go-Jek kerjasama dengan sekuritas. Ini tergantung pembuat kebijakan, di luar kontrol kita. Ini disrupsi, tapi sebenarnya potensi juga pendalaman pasar. Jadi opsi yang dikaji dengan OJK bagaimana kita kolaborasi antara e-commerce dengan sekuritas. Itu inisiatif yang sangat kami dukung kalau OJK mau lakukan,” pungkas Silvano. (*)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement