“Sekarang e-commerce seperti Bukalapak, Tokopedia sudah bisa jual reksadana Rp 10 ribu juga bisa beli. Mungkin saat ini investor belum nyaman beli di sana. Tapi dengan edukasi dalam waktu dekat mereka bisa berhasil menggaet customer mereka,” imbuhnya.
Silvano mengatakan pihaknya mencermati perkembangan teknologi serta generasi millenial dan generasi Z yang semakin dewasa. Mereka serba menuntut kepraktisan.
“Kita lihat retail business kita yang go online trading positif sekali dibanding full service masih flat,” katanya. Full service adalah transaksi dengan mengontak pihak pelayanan konsumen. Sedangkan online trading melalui aplikasi yang bisa diunduh lewat telepon seluler pintar.
Silvano berharap Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bisa membuat aturan mengenai peluang kerjasama antara perusahaan efek dengan para perusahaan digital startup. Sebab potensi untuk pendalaman pasar atau menambah jumlah investor begitu besar.
“Kenapa tidak Tokopedia atau Go-Jek kerjasama dengan sekuritas. Ini tergantung pembuat kebijakan, di luar kontrol kita. Ini disrupsi, tapi sebenarnya potensi juga pendalaman pasar. Jadi opsi yang dikaji dengan OJK bagaimana kita kolaborasi antara e-commerce dengan sekuritas. Itu inisiatif yang sangat kami dukung kalau OJK mau lakukan,” pungkas Silvano. (*)