Selain itu, keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level 5,75 persen mencerminkan sikap hati-hati terhadap volatilitas eksternal. Kondisi ini berdampak nyata pada sektor properti nasional, terutama pada segmen middle-up yang menjadi pasar utama PANI.
"Tingkat suku bunga yang relatif tinggi memberikan tekanan terhadap beban bunga KPR dan pembiayaan korporasi, sehingga mendorong sebagian konsumen dan investor untuk menunda keputusan pembelian," kata Aguan.
Terlepas dari tekanan jangka pendek, PANI tetap berkomitmen terhadap strategi jangka panjang yang adaptif dan berbasis inovasi. Selama 2021–2024, PANI telah mencatat pertumbuhan marketing sales dengan CAGR sebesar 51 persen, bahkan mencetak rekor Rp6 triliun pada 2024.
Kinerja tersebut ini didukung pengembangan produk ikonik di PIK2 seperti Rukan Marina Bay, SOHO The Bund, SOHO Miami, Padma, Pasir Putih Residences, dan Ilona@Pasadena Hills. Selain itu, Perseroan juga menawarkan konektivitas unggul ke wilaya Jabodetabek dan Bandara Internasional Soekarno Hatta melalui Jalan Tol Kataraja yang akan segera beroperasi,
Untuk mendukung ekosistem kawasan terpadu ini, PANI melalui entitas anak juga tengah membangun fasilitas Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) yang ditargetkan mulai beroperasi sebagian pada Oktober 2025, memperluas potensi kawasan sebagai pusat bisnis dan destinasi investasi baru.