CEO Matahari, Monish Mansukhani mengungkapkan, kontraksi pada pendapatan bersih perseroan tidak terlepas dari lesunya daya beli kelas menengah.
Hal itu tercermin dengan penjualan kotor yang turun 2 persen menjadi Rp12,3 triliun dari 2023 yang sebesar Rp12,5 triliun. Selain itu, SSSG juga menurunkan sekitar 1,7 persen.
"Meskipun belanja konsumen kelas menengah melambat, pencapaian kami di 2024 menunjukkan dedikasi kami terhadap profitabilitas," kata Mansukhani.
Pada 2025, kata dia, Matahari akan terus menyempurnakan strateginya lewat penguatan fundamental keuangan dan produk perusahaan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Berbagai inisiatif strategi telah disiapkan dengan memperluas koleksi merek eksklusifnya dengan format khusus seperti SUKO dan ZES.
(Rahmat Fiansyah)