Aliyah sendiri mengaku percaya pada sektor perbankan, karena kelebihan jangka panjang yang dimiliki.
“Kenapa saya hanya berani bertaruh pada sektor perbankan? Kan tadi ditanyanya view-nya panjang, tapi dengan adanya pandemi dua tahun ini kita justru melihat ini jadi kejatuhan dari sektor konsumer, ya kan," ujarnya.
Ia juga menilai bahwa walaupun Indonesia masih didominasi sektor konsumsi, namun daya beli dari masyarakat belum pulih sepenuhnya.
Aliyah mengungkapkan bahwa rencana pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) oleh pemerintah dan isu Pemilu dapat berkontribusi terhadap kredit, sehingga mempengaruhi nilai saham perbankan.
“Sedangkan jika kita melihat dengan agenda perekonomian didukung dengan adanya isu Pemilu dan isu ibu kota negara baru, ini kan berarti rencananya ke pembangunan, nah pembangunan ini pertama kali yang menggerakkan dari mana? dari kucuran kredit," kata dia.
“Jadi kalo ditanya tiga tahun ke depan ini saya heavy confidence-lah untuk perbankan. Cuma ya dipilih-pilih juga timing-nya ini saat yang tepat itu kapan," imbuh dia. (NIA)
Penulis: Ahmad Dwiantoro