Sementara itu, Blok Corridor merupakan salah satu wilayah kerja (WK) migas strategis di Indonesia yang awalnya dikembangkan oleh konsorsium yang terdiri dari ConocoPhillips, Talisman (yang kemudian diakuisisi oleh Repsol), dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Blok ini dikenal sebagai salah satu penghasil gas terbesar di Sumatera dengan infrastruktur yang sudah matang dan konektivitas ke jaringan pipa utama yang menyalurkan gas ke pasar domestik dan ekspor.
Pada 2022, hak partisipasi di Blok Corridor mengalami perubahan besar setelah ConocoPhillips Indonesia mengalihkan kepemilikannya kepada MedcoEnergi. Dengan akuisisi tambahan 24 persen dari Repsol, MedcoEnergi kini semakin memperbesar dominasinya di blok ini. Sementara itu, PHE tetap menjadi salah satu pemegang hak partisipasi penting dalam PSC Corridor.
Blok Corridor memiliki lapangan gas aktif yang merupakan sumber utama pasokan gas ke pabrik pupuk, industri, dan pembangkit listrik di Sumatera dan Jawa. Selain itu, terdapat satu lapangan minyak dengan produksi terbatas namun tetap memberikan kontribusi terhadap total output energi nasional. Produksi gas dari blok ini memainkan peran penting dalam mendukung ketahanan energi domestik dan komitmen ekspor, terutama ke Singapura.
Keberadaan infrastruktur pipa seperti Grissik-Duri dan Grissik-Singapore juga memberikan nilai strategis tambahan bagi Blok Corridor. Dalam konteks transisi energi, potensi gas dari Corridor juga mendukung posisi gas alam sebagai sumber energi perantara yang lebih bersih dibandingkan batu bara dalam bauran energi nasional.
(Rahmat Fiansyah)