Sebelumnya, IHSG ditutup di zona merah pada perdagangan terakhir di 2022. Indeks ditutup melemah tipis 9,45 poin atau 0,14% ke level 6.850,619.
Pelemahan tersebut, menurut Chris jelas mempengaruhi awal perdagangan di 2023. Namun, yang jadi pertimbangan adalah memang mungkin sama di 2022 kemarin, prediksi adanya resesi dan ekonomi akan lebih ketat.
"Tetapi tahun depan berat, kita tidak boleh lengah juga dan kalau diperhatikan pergerakan bursa cenderung volatil seperti 2022 jadi akan ada sideways yang cukup lebar," kata Chris.
Proyeksi di 2023 sendiri dilihat dari tren ekonomi dan suku bunga, di awal bulan memang ada koreksi, lanjut Chris, kemungkinan besar di akhir tahun bisa menguat lagi.
"Setelah semester II kemungkinan besar, karena suku bunga terus meningkat dan peak di semester II dan kuartal III nanti akan ada penurunan suku bunga dan direspon positif bagi perdagangan," tegas Chris. (TSA)