sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menengok Kinerja Saham Kesehatan, Masihkan Berpotensi di Semester II-2023

Market news editor Yulistyo Pratomo
31/08/2023 17:05 WIB
Ketika masa pandemi, emiten-emiten dalam sektor kesehatan IDXHEALTH mendadak berubah menjadi berlian, Bagaimana dengan tahun 2023?
Menengok Kinerja Saham Kesehatan, Masihkan Berpotensi di Semester II-2023. (Foto: MNC Media)
Menengok Kinerja Saham Kesehatan, Masihkan Berpotensi di Semester II-2023. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Ketika masa pandemi, emiten-emiten dalam sektor kesehatan IDXHEALTH mendadak berubah menjadi berlian. Semua investor, baik ritel maupun nonritel sama-sama memburu saham rumah sakit, penyedia alkes, hingga layanan kesehatan lainnya.

Harga-harga saham sektor kesehatan ketika itu mendadak menjadi mahal. Puncaknya terjadi pada pertengahan 2022 lalu, ketika pemerintah mengumumkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk kali kedua pada Juni.

Meningkatnya jumlah pasien di masa pandemi, turut mendorong harga saham emiten-emiten layanan kesehatan melonjak naik. Bahkan IDXHEALT pernah terapresiasi ke level 1.620 pada 17 Februari 2023 lalu.

Dengan dicabutnya PPKM dan diubahnya pandemi menjadi epidemi, maka sejumlah layanan perawatan pasien Covid-19 perlahan mulai turun. Ditambah lagi, pemerintah secara resmi telah menutup Wisma Altet sebagai rumah sakit darurat pada 31 Maret 2023 lalu.

Kondisi ini juga membuat sejumlah saham layanan kesehatan, baik itu rumah sakit, penyedia alkes hingga laboratorium mengalami koreksi cukup dalam. Meski, kondisi itu tidak dialami oleh semua emiten.

Mengutip data yang disampaikan pada dataindonesia.id, secara kinerja laporan keuangan, rata-rata emiten kesehatan mengalami kenaikan cukup signifikan sepanjang paruh pertama 2023. Namun, adapula yang mengalami penurunan laba bersih.

PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) menjadi emiten pertama yang meraih pendapatan tertinggi dengan nilai Rp5,28 triliun. Angka tersebut naik sebesar 19,77 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya Rp4,41 triliun.

Meski demikian, dengan harga saham 1.970 pada penutupan hari ini, sahamnya sudah termasuk premium, di mana angka rasio P/E-nya sendiri sudah mencapai 25,58 kali, sedangkan nilai PBV dari emiten ini sebesar 3,57 kali.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement