2. Volume Perdagangan yang Tidak Wajar
Saham gorengan selalu menorehkan perdagangan terbesar dibandingkan saham lain dari emiten yang sudah cukup dikenal. Bukan karena peminatnya banyak, tapi karena volume dagangnya dimainkan oleh bandar.
Mengenal Ciri-Ciri Saham Gorengan dalam Investasi. (FOTO : MNC MEDIA)
Dengan demikian, bandar dengan sengaja membeli dalam jumlah besar-besaran agar harga sahamnya naik drastis. Bahkan rela melakukan penawaran di atas harga pasar. Tidak masuk akal, kan?
Padahal sejujurnya, semua orang yang terjun ke dunia saham ingin mendapatkan harga murah untuk memaksimalkan nilai investasi. Jadi saat saham dijual, investor berhasil mendapatkan keuntungan besar.
3. Antrean Jual yang Sedikit
Bila membandingkan antara bid atau permintaan, maka jumlah offer atau penjualan saham gorengan jauh lebih sedikit yang membuat harganya naik signifikan.
Sederhananya sama seperti hukum dagang. Apabila permintaan tinggi dan penawaran rendah, maka harga barangnya semakin mahal.
Bandar biasanya akan melakukan wait and see. Barangkali dengan kenaikan harga yang signifikan, tingkat ketertarikan ritel untuk membeli sahamnya semakin besar.
Padahal kalau secara logika, investor atau trader pun pasti akan menjual harga saham apabila harganya naik dan keuntungannya sudah mencapai target awal. Karena biasanya peningkatan harga ini belum tentu terjadi pada esok hari. Daripada malah boncos, lebih baik jual dan nikmati keuntungannya walaupun cuma sedikit.