Setelah itu, konsep candlestick ini kembali dipopulerkan di dunia barat oleh Steve Nison pada tahun 1991 lewat bukunya yang berjudul “Japanese Candlestick Charting Techniques”. Hingga saat ini konsep candlestick ini masih dianggap relevan di dunia saham, sebab itu masih terus dipergunakan di zaman sekarang.
Mengenal Definisi dan Contoh Candlestick pada Saham. (FOTO : MNC MEDIA)
3. Komponen Utama Candlestick
Selain membahas mengenai definisi dan contoh candlestick, ada komponen utama candlestick yang harus Anda ketahui agar bisa membaca grafik candlestick yang berbentuk seperti lilin (candle) ini.
- Tubuh Candle (Body) : bagian candlestick yang menampilkan harga pembukaan dan harga penutupan pada titik waktu tertentu yang ditunjukkan dari bentuk persegi empat berwarna merah atau hijau/ hitam atau putih.
- Ekor Candle (Shadow/Wick) : bagian candlestick yang menampilkan harga tertinggi dan harga terendah pada titik waktu tertentu yang ditunjukkan dari garis lurus yang membentang diatas dan dibawah tubuh candlestick dan berwarna seperti bentuk lilin (candle).
- Warga Candle : ada dua warna yang digunakan dalam candlestick yaitu merah dan hijau. Merah berarti terjadi penurunan harga saham (bearish) yang berarti harga penutupan lebih rendah dari harga pembukaan. Sedangkan, hijau berarti terjadi peningkatan harga saham (bullish) yang berarti harga penutupan lebih tinggi daripada harga pembukaan.
Dalam beberapa kasus, jika candlestick yang ditampilkan tidak berwarna, maka warna hitam digunakan untuk mengindikasikan situasi bearish, sedangkan warna putih digunakan untuk mengindikasikan situasi bullish.