sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
29/12/2021 12:20 WIB
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mempersiapkan sejumlah strategi dalam meningkatkan perdagangan di pasar modal.
Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022. (Foto: MNC Media)
Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022. (Foto: MNC Media)

Catatan Emas BEI Sepanjang 2021

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar modal berada dalam kondisi stabil dan terkendali. Per 7 Desember 2021, penghimpunan dana mencapai Rp335,8 triliun, yang diperoleh dari 180 penawaran umum. Capaian ini melampaui perolehan tahun 2020 sebesar Rp118,7 triliun.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan peningkatan jumlah investor pasar modal dipicu oleh adanya pemerataan infrastruktur dan transformasi teknologi mencakup layanan pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) dengan proses yang lebih cepat dan mudah.

Sebagaimana tertuang dalam Inisiatif Strategis BEI 2022, Inarno menyatakan digitalisasi membuat investor jauh lebih merata. "Inisiatif ini kami lakukan dengan arahan OJK agar jumlah investor bisa lebih merata," katanya dalam Media Gathering, Kamis (9/12).

Inarno menambahkan bahwa hingga 8 Desember 2021, sudah terdapat 51 emiten yang melaksanakan IPO dengan nilai penghimpunan dana mencapai Rp62,08 triliun. Capaian tersebut jauh melampaui tahun 2020 sebesar Rp5,58 triliun.

Inarno menyebut masih ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO BEI. Adapun total perusahaan yang telah tercatat di BEI berjumlah 763 perusahaan.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menuturkan bahwa peningkatan IPO ini merupakan kabar baik bagi pasar modal sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

"Jadi memang memang kita sedang dalam momentum yang sangat baik. Untuk melihat bagaimana animo dan minat dari perusahaan di Indonesia untuk menjadi perusahaan tercatat dan bergabung sebagai perusahaan publik dengan menawarkan instrumen efeknya di Bursa Efek Indonesia," kata Hasan kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/12/2021).

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Yetna memproyeksikan penggalangan dana bakal terus meningkat ke depannya.

"Kami memperkirakan total penggalangan dana tersebut akan terus meningkat mengingat masih ada daftar antrean perusahaan-perusahaan pada pipeline pencatatan saham, obligasi, dan sukuk serta pipeline rights issue," tutur Nyoman kepada media, Kamis (2/12).

Selain kabar soal IPO perusahaan, data juga menunjukkan adanya pertumbuhan investor domestik di pasar modal per November 2021 mencapai 7,2 juta atau meningkat delapan kali lipat sejak tahun 2016.

Dari angka tersebut, sebanyak 99,51% merupakan investor individu, dan 0,49% adalah investor institusi. Komposisi terbesar berada di Pulau Jawa sebesar 69,87% dari seluruh investor domestik.

Hasan Fawzi menyatakan pertumbuhan investor pasar modal menjadi momentum bagi perusahaan untuk melakukan pencatatan perdananya.

"Nah jadi betul-betul potensinya luar biasa untuk kita mendapatkan calon calon perusahaan tercatat baru, dan tentu ini masih terbuka sangat baik," tuturnya.

"Kami di BEI bersama anggota SRO yang lain terus akan melakukan sosialisasi edukasi kepada calon-calon perusahaan tercatat tersebut di mana sekarang potensinya luar biasa banyak," lanjutnya. (TYO)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement