sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
29/12/2021 12:20 WIB
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mempersiapkan sejumlah strategi dalam meningkatkan perdagangan di pasar modal.
Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022. (Foto: MNC Media)
Menggali Strategi Bursa Efek Indonesia (BEI) Menatap 2022. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mempersiapkan sejumlah strategi dalam meningkatkan perdagangan di pasar modal. Dalam pemaparan di depan media, Dirut BEI Inarno Djajadi menuturkan ada sejumlah inisiatif strategis BEI yang bakal dilakukan pada 2022.

Pertama, BEI bakal terus mendorong pemanfaatan teknologi untuk memperluas program pendidikan dengan mengembangkan portal edukasi digital. BEI juga akan menjadikan pasar lebih efisien dengan melakukan implementasi pembaruan kelanjutan sistem INET Protokol FIX 5 pada Jakarta Automated Trading System (JATS). 

Demi mempromosikan bursa menjadi lebih menarik, BEI terus menggenjot pemanfaatkan eregistration, e-IPO, Multiple Voting Shares (MVS), hingga Papan New Economy. Langkah ini juga diharapkan dapat meningkatkan jumlah listing perusahaan.

BEI turut memperluas derivative / structured product yakni structured warrant atau waran terstruktur. Di segmen penawaran layanan informasi, BEI akan melakukan peningkatan kerja seperti memperluas layanan IDX Market Data System (IMDS), mengembangkan Open API, meningkatkan Sistem Informasi Pelanggan Datafeed (SIPD), dan ESG Scoring di Website BEI.

Teknologi menjadi faktor utama BEI dalam melayani partisipan pasar. Dalam hal ini, bursa akan meningkatkan kapasitas Co-Location serta memperluas layanan non-transaksi bursa dengan meningkatkan Sistem Penyelanggara Pasar Alternatif (SPPA), dan pengembangan Carbon Trading.

Adapun penggunaan big data dan machine learning akan digenjot sebagai bagian dari pengawasan terintegrasi seperti dalam Decision Support System (DSS), Papan Pemantauan Khusus, Notasi Khusus, Pembaruan Aplikasi Centralized Trading Platform (CTP), dan Aplikasi Pemantauan Transaksi SPPA.

Terakhir, BEI akan menyediakan infrastruktur dan dukungan bagi perusahaan tercatat agar dapat lebih selaras dengan standar internasional dalam hal tata kelola dan keterbukaan informasi.

Untuk mewujudkan hal ini, BEI bakal meningkatkan sistem Extensible Business Reporting Language (XBRL), Taxonomy Maintenance, dan Sistem Pelaporan Elektronik (SPE) IDXnet.

Catatan Emas BEI Sepanjang 2021

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar modal berada dalam kondisi stabil dan terkendali. Per 7 Desember 2021, penghimpunan dana mencapai Rp335,8 triliun, yang diperoleh dari 180 penawaran umum. Capaian ini melampaui perolehan tahun 2020 sebesar Rp118,7 triliun.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi mengatakan peningkatan jumlah investor pasar modal dipicu oleh adanya pemerataan infrastruktur dan transformasi teknologi mencakup layanan pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) dengan proses yang lebih cepat dan mudah.

Sebagaimana tertuang dalam Inisiatif Strategis BEI 2022, Inarno menyatakan digitalisasi membuat investor jauh lebih merata. "Inisiatif ini kami lakukan dengan arahan OJK agar jumlah investor bisa lebih merata," katanya dalam Media Gathering, Kamis (9/12).

Inarno menambahkan bahwa hingga 8 Desember 2021, sudah terdapat 51 emiten yang melaksanakan IPO dengan nilai penghimpunan dana mencapai Rp62,08 triliun. Capaian tersebut jauh melampaui tahun 2020 sebesar Rp5,58 triliun.

Inarno menyebut masih ada 26 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO BEI. Adapun total perusahaan yang telah tercatat di BEI berjumlah 763 perusahaan.

Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi menuturkan bahwa peningkatan IPO ini merupakan kabar baik bagi pasar modal sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik.

"Jadi memang memang kita sedang dalam momentum yang sangat baik. Untuk melihat bagaimana animo dan minat dari perusahaan di Indonesia untuk menjadi perusahaan tercatat dan bergabung sebagai perusahaan publik dengan menawarkan instrumen efeknya di Bursa Efek Indonesia," kata Hasan kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/12/2021).

Sebelumnya, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Yetna memproyeksikan penggalangan dana bakal terus meningkat ke depannya.

"Kami memperkirakan total penggalangan dana tersebut akan terus meningkat mengingat masih ada daftar antrean perusahaan-perusahaan pada pipeline pencatatan saham, obligasi, dan sukuk serta pipeline rights issue," tutur Nyoman kepada media, Kamis (2/12).

Selain kabar soal IPO perusahaan, data juga menunjukkan adanya pertumbuhan investor domestik di pasar modal per November 2021 mencapai 7,2 juta atau meningkat delapan kali lipat sejak tahun 2016.

Dari angka tersebut, sebanyak 99,51% merupakan investor individu, dan 0,49% adalah investor institusi. Komposisi terbesar berada di Pulau Jawa sebesar 69,87% dari seluruh investor domestik.

Hasan Fawzi menyatakan pertumbuhan investor pasar modal menjadi momentum bagi perusahaan untuk melakukan pencatatan perdananya.

"Nah jadi betul-betul potensinya luar biasa untuk kita mendapatkan calon calon perusahaan tercatat baru, dan tentu ini masih terbuka sangat baik," tuturnya.

"Kami di BEI bersama anggota SRO yang lain terus akan melakukan sosialisasi edukasi kepada calon-calon perusahaan tercatat tersebut di mana sekarang potensinya luar biasa banyak," lanjutnya. (TYO)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement