IDXChannel - Dua saham emiten telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), berbeda arah dalam lanjutan sesi I, Senin (2/9/2024), di tengah munculnya rumor anyar soal potensi masuknya Grup Salim ke entitas hasil merger keduanya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 11.08 WIB, saham EXCL naik 2,69 persen ke posisi Rp2.290 per saham.
Nilai transaksi tercatat mencapai Rp57,57 miliar dan volume perdagangan 25,20 juta saham.
Secara teknikal, dalam grafik harian, saham EXCL berusaha menguji garis moving average (MA) 150 di level 2.297 dan, dengan MA 200 sebagai support kuat di kisaran 2.239.
Sementara, saham FREN stagnan di harga Rp30 per saham, dengan nilai transaksi Rp1,01 miliar dan volume 33,72 juta saham.
Saham FREN tak bergerak sejak 23 Agustus 2024.
FREN masuk papan pemantauan khusus sejak 31 Mei 2024, dikenakan notasi 1.
Notasi 1 berarti harga rata-rata saham di Pasar Reguler dan/atau Pasar Reguler Periodic Call Auction kurang dari Rp51; dan dalam kondisi likuiditas rendah dengan rata-rata harian nilai kurang dari Rp5.000.000 dan volume kurang dari 10.000 selama 3 bulan terakhir.
Kemajuan proses merger EXCL dan FREN memunculkan kabar pasar baru, yakni peluang masuknya unit bisnis Grup Salim, PT Mega Akses Persada alias FiberStar, untuk ambil bagian dalam entitas hasil gabungan kedua emiten tersebut.
Hanya saja, belum ada keterangan resmi mengenai rumor tersebut.
Sebelumnya, DealStreetAsia melaporkan, pada 15 Agustus 2024, XL Axiata dan Smartfren telah melanjutkan pembicaraan merger yang akan menciptakan entitas senilai USD3,45 miliar (Rp54,2 triliun) dengan menunjuk penjamin emisi (underwriter).
Namun, hingga saat ini, belum ada keterbukaan informasi baik dari kedua belah pihak terkait kabar pasar ini.
Diwartakan pada 15 Mei 2024, penandatangan antara induk usaha EXCL dan pengedali FREN berupa Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MOU) tidak mengikat untuk menjajaki rencana merger.
Penggabungan ini akan menciptakan entitas baru. Untuk saat ini, kedua belah pihak memakai istilah MergeCo, yang kerap digunakan dalam proses merger.
"Aksi korporasi ini dalam rangka menciptakan entitas baru, MergeCo," kata manajemen XL Axiata dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Jakarta, pada 15 Mei 2024.
"Rencana transaksi ini masih dalam tahap evaluasi awal, di mana Axiata dan Sinar Mas memiliki tujuan untuk tetap menjadi pemegang saham pengendali dari MergeCo," tulis manajemen.
Pada saat ini, diakui manajemen, diskusi yang sedang berlangsung antara para pihak belum menghasilkan kesepakatan atau penyelesaian rencana transaksi yang mengikat.
Dia menambahkan, validasi terhadap penggabungan dan penciptaan nilai bagi pemegang saham, uji tuntas, persiapan rencana bisnis bersama dan kesepakatan atas persyaratan penting akan menjadi kegiatan utama yang dilakukan selama tahap penjajakan yang diatur dalam MOU.
"Setiap perkembangan penting yang berhubungan dengan MOU ini akan diumumkan kembali oleh perseroan. Apabila perjanjian mengikat akan ditandatangani di kemudian hari, maka transaksi terkait akan tunduk pada peraturan-peraturan yang berlaku dan persetujuan korporasi serta pemerintah" katanya.
Kedua pihak, lanjut manajemen EXCL, diharapkan dapat memberikan pengaruh yang seimbang terhadap arah strategis dan keputusan operasional MergeCo, dengan memanfaatkan kekuatan masing-masing.
"Axiata meyakini bahwa MergeCo akan memiliki kelincahan yang strategis, kompetensi dan kemampuan yang mumpuni untuk memenuhi harapan dan permintaan yang semakin meningkat dari konsumen, bisnis dan sektor publik di Indonesia," ujarnya.
"MergeCo diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi konsumen di sektor telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham, melalui sinergi dari penggabungan operasi XL Axiata dan Smartfren," kata manajemen. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.