sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengintip Rapor Keuangan 4 Emiten Prajogo Pangestu, Ada yang Tekor

Market news editor Fiki Ariyanti
04/05/2025 12:37 WIB
Mengintip kinerja keuangan 4 emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu. Ternyata ada yang masih tekor.
Mengintip Rapor Keuangan 4 Emiten Prajogo Pangestu, Ada yang Tekor (foto inews media group)
Mengintip Rapor Keuangan 4 Emiten Prajogo Pangestu, Ada yang Tekor (foto inews media group)

IDXChannel - Empat emiten konglomerat Prajogo Pangestu telah mengumumkan kinerja keuangan kuartal I-2025. Keempatnya adalah PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

Hanya PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang belum merilis rapor keuangan tiga bulan pertama 2025, seperti dilihat dari data laporan keuangan perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Lalu bagaimana dengan kinerja keuangan empat emiten Prajogo Pangestu tersebut? Siapa yang mencetak pendapatan maupun laba yang paling tebal? Berikut ulasannya.

1. BREN

BREN mencatatkan laba bersih sebesar USD34,24 juta atau setara Rp567,09 miliar pada kuartal I-2025.

Angka ini naik 18,7 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar USD28,83 juta. Pertumbuhan laba bersih ditopang oleh peningkatan EBITDA, penurunan biaya keuangan, serta sedikit peningkatan pendapatan bunga. 

Sejalan dengan itu, pendapatan perseroan juga meningkat 3,5 persen menjadi USD150,47 juta atau Rp2,49 triliun dari sebelumnya sebesar USD145,41 juta. 

Pendapatan BREN tumbuh didorong oleh segmen panas bumi dan angin, di mana aset-aset angin kini berkontribusi secara penuh sepanjang kuartal.

2. PTRO

PTRO mencatatkan laba bersih sebesar USD920 ribu pada kuartal I-2025. Capaian tersebut melambung 464,42 persen dibandingkan periode yang sama 2024 sebesar USD163 ribu. 

Jika dihitung dengan kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) per 27 Maret 2025 sebesar Rp16.566 per USD, maka laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di kuartal I-2025 itu setara dengan Rp15,24 miliar.

Sementara pendapatan PTRO tercatat susut sepanjang Januari-Maret 2025 sebesar 1,3 persen menjadi USD154,22 juta atau sekitar Rp2,55 triliun dari periode sebelumnya USD156,25 juta atau Rp2,59 triliun.

Adapun pendapatan dari penambangan naik menjadi USD70,04 juta, sedangkan pendapatan dari konstruksi dan rekayasa; jasa; dan lain-lain mengalami penurunan masing-masing menjadi USD69,12 juta; USD7,99 juta; dan USD652 ribu.

Sedangkan pendapatan dari penjualan batu bara terkerek pada kuartal I-2025 menjadi USD6,41 juta dari sebelumnya USD5,74 juta.

3. BRPT

BRPT mengantongi laba bersih kuartal I-2025 sebesar USD16,16 juta atau melonjak 82,43 persen dari periode yang sama sebelumnya sebesar USD8,85 juta.

Sejalan dengan laba, pendapatan perseroan juga terdongkrak 25,08 persen dari USD618,59 juta pada kuartal I-2024 menjadi USD773,75 juta di tiga bulan pertama 2025.

Pendapatan dari ekspor petrokimia melambung pada kuartal I-2025 menjadi USD195,16 juta. Diikuti kontribusi pendapatan terbesar lain dari penjualan petrokimia di pasar domestik yang naik menjadi USD421,14 juta, dan dari penjualan listrik ke pihak ketiga meningkat jadi USD69,48 juta. 

4. TPIA

Pada kuartal I-2025, TPIA justru menderita rugi bersih sebesar USD25,64 juta. Kerugian tersebut membengkak 22,59 persen dari tiga bulan pertama 2024 dengan rugi USD33,13 juta.

Padahal dari sisi pendapatan justru tumbuh signifikan 31,82 persen menjadi USD622,09 juta dibandingkan sebelumnya sebesar USD471,92 juta. Namun memang beban pokok pendapatan juga membengkak dari USD471,4 juta menjadi USD616,34 juta.

Pendapatan TPIA paling besar disumbang oleh penjualan lokal sebesar USD421,14 juta atau naik dari sebelumnya USD398,64 juta.

Penjualan polyolefin di pasar domestik sebesar USD273,93 juta. Tetapi jumlah itu turun dari periode sebelumnya. Kemudian disusul penjualan styrene monomer yang terpangkas menjadi USD60,95 juta, serta penjualan butadiene yang naik menjadi USD38,37 juta. 

Sedangkan total penjualan luar negeri tercatat USD195,16 juta atau naik dari sebelumnya USD72,09 juta. Dikontribusi penjualan olefin yang melejit jadi USD160,27 juta di kuartal I-2025. Lalu penjualan MTBE dan butene-1 naik menjadi USD20,21 juta, dan polyolefin naik menjadi USD11,3 juta. 

(Fiki Ariyanti)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement