Kebetulan, Gema dalam 2 bulan terakhir dari AS dan dia mengamati bahwa stimulus di negeri paman sam tersebut memanjakan warganya. Sehingga masyarakat disana tidak mau bekerja dan mendapatkan hingga USD1.000 per bulan free dari pemerintah.
"Dampaknya adalah perusahaan-perusahaan bingung, job hiring dimana-mana tapi masyarakat gamau kerja, ini yang menyebabkan cost plus inflation pada dasarnya nanti, sehingga kita kalau ke Amerika per hari ini uang USD10 itu ga ada rasanya," kata Gema.
Dengan demikian, kita semua merasa lebih malah dan inflasi akan menyebabkan nantinya daya beli masyarakat menurun, kemudian krisis utang dan krisis debitur lainnya terulang.
"Tetapi prediksi saya 3 tahun lagi baru akan datang bubblenya, so kalau dikatakan apakah akan tapering? tapering itu pasti tapi The Fed itu selalu hawkish saat ini, itulah ciri-ciri Demokrat, hawkish kemungkinan sampai bulan Maret yang menyebabkan dolar AS bermain disitu sideways saja," jelasnya.
Menurut Gema, cara mengantisipasinya adalah indeks Indonesia sudah mulai independen, sudah mulai punya karakter sendiri paling tidak sampai menembus 7.000an. Karena Market IHSG termasuk yang delay dalam all time high nya dibanding market yang lain. (TYO)