IDXChannel – Berinvestasi di saham undervalue bisa menjadi pilihan menarik bila harga sahamnya dapat bertumbuh seiring meningkatnya kinerja perusahaan. Akan tetapi, tak semua saham undervalue dapat mencatatkan pertumbuhan harga saham.
Saham undervalue adalah saham yang memiliki valuasi yang murah. Strategi berinvestasi di saham dengan valuasi murah disebut dengan value investing, yakni membeli saham di bawah harga wajar yang kemudian dijual di harga wajarnya.
Value investor tentunya mencari saham dengan valuasi rendah yang bisa menjadi indikasi bahwa harga sahamnya lebih tinggi dari harga yang seharusnya. Akan tetapi, pada kenyataannya, terdapat saham undervalue yang harga sahamnya justru stagnan.
Contohnya adalah saham PT Panca Multiperdana Tbk (PMMP) yang memiliki valuasi murah akan tetapi harga sahamnya belum kembali berkembang. Adapun nilai price to earnings ratio (PER) dari PMMP sebesar 4,70 kali. Sementara price to book value (PBV) emiten ini hanya 0,73 kali.
Informasi saja, PER dan PBV pada umumnya digunakan untuk menghitung valuasi suatu saham. Rasio PER merupakan perbandingan harga saham dengan laba per saham, sedangkan PBV digunakan sebagai pembanding harga saham dengan nilai buku per sahamnya.
Bila suatu saham memiliki rasio PER di bawah 10 kali atau rasio PBV-nya di bawah 1 kali, maka dapat dikatakan valuasinya dianggap murah.
Memiliki valuasi murah, kinerja saham emiten yang melantai di bursa sejak tahun 2020 tersebut tetap cenderung berada di bawah rule of thumb PER 10 kali.
Menurut data BEI, harga saham tertinggi PMMP sempat mencapai Rp600/saham pada 3 Agustus 2022 (menceminkan PER 8,20 kali). Sementara harga sahamnya saat ini, per Rabu (12/10), hanya di angka Rp380/saham.
PMMP adalah perusahaan yang bergerak di bidang penjualan produk udang yang memiliki fasilitas produksi dan penyimpanan (cold storage).
Adapun PMMP memiliki lima pabrik di Situbondo dan dua pabrik di Tarakan berkapasitas 25.100 ton/tahun. Sedangkan cold storage yang dimiliki PMP berjumlah 26 dengan kapasitas mencapai 46.000 ton/tahun.
Dengan kapasitas produksi tersebut, PMMP mampu mengekspor produknya hingga 15.641 ton di tahun 2019. Sekitar 70-75 persen produk PMMP diekspor di Amerika Serikat. Sementara 20-25 persen diantaranya diekspor di Jepang.
Sedangkan produk unggulan yang menjadi komoditas ekspor emiten ini adalah frozen raw shrimp, cooked shrimp, tempura, dan produk olahan udang lainnya.
Asal tahu saja, emiten pengolahan makanan beku berbasis udang tersebut dikoleksi oleh Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.
Pada tahun 2021, Kaesang membeli 8 persen saham PMMP melalui perusahaannya yaitu PT Harapan Bangsa Kita. Adapun saat ini, kapitalisasi pasar atau market cap dari PMMP mencapai Rp903,55 miliar.