Kinerja Saham Ambles Saat Keuangan Melesat
Kinerja saham PMMP secara year to date (YTD) masih terkontraksi. Meski demikian, kinerja keuangan emiten ini justru melesat di semester I-2022.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan Rabu (19/10), kinerja saham PMMP sepanjang 2022 ambles hingga minus 23,55 persen. Adapun harga sahamnya di periode ini hanya sebesar Rp370/saham.
Kendati mencatatkan kinerja saham negatif secara YTD, keuangan PMMP di semester I-2022 melesat, dengan pendapatan bersih yang tumbuh hingga 17,22 persen dibanding semester I tahun lalu.
Berdasarkan laporan keuangan emiten di semester I-2022, PMMP memperoleh pendapatan bersih sebesar USD100,54 juta atau senilai Rp1,54 triliun denganasumsi kurs Rp15.300/USD.
Sementara laba bersih yang dibukukan PMMP di periode ini mencapai USD6,46 juta atau setara dengan Rp98,80 miliar. Dengan demikian laba bersihnya tumbuh hingga 5,02 persen secara year onyear (yoy).
Meningkatnya pendapatan bersih PMMP disebabkan kenaikan segmen penjualan yang signifikan. Adapun pendapatan yang naik signifikan yaitu pendapatan lain-lain yang melesat 51,46 persen menjadi USD3,06 juta atau senilai Rp46,81 miliar.
Sedangkan penjualan vannamei shrimp dan black tiger shrimp juga meningkat masing-masing 17,23 persen dan 5,77 persen.
Berdasarkan laporan keuangan emiten, penjualan dari vannamei shrimp di semester I-2022 berkontribusi sebesar USD90,99 juta atau Rp1,39 triliun terhadap total pendapatan. Sedangkan penjualan black tiger shrimp di periode tersebut sebesar USD6,49 juta setara Rp99,31 miliar.
Meski keuangannya masih tumbuh positif, performa saham YTD yang ambles disertai harga saham yang pertumbuhannya tak begitu signifikan dalam kurun waktu lama bisa jadi indikasi kurangnya katalis positif bagi kinerja saham perusahaan.
Bila perusahaan tak memiliki rencana ekspansi maupun manuver dalam mengembangkan perusahaan, singkatnya tanpa story yang menarik, maka investor juga kurang berminat dalam berinvestasi di perusahaan tersebut.
Kendati demikian, meskipun saham emiten di atas pada saat ini masih belum berkembang atau keluar dari harga yang rendah, belum tentu di masa mendatang kinerjanya masih stagnan.
Bisa jadi, saham dari emiten tersebut bisa tumbuh dan keluar dari harga yang rendah atau malah kembali terkontraksi.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.