Penurunan ekspor batu bara menjadi tantangan bagi ADRO sepanjang 2023. Pasalnya, serapan penjualan emas hitam ke luar negeri hanya menyerap USD5,28 miliar, dari semula USD6,94 miliar.
Ini berkontribusi terhadap penurunan pendapatan usaha ADRO sebesar 19,5% yoy menjadi USD6,51 miliar, dari sebelumnya USDD8,10 miliar.
Setelah terpotong beban produksi hingga royalti, laba bersih ADRO tersisa USD1,64 miliar atau setara Rp25,34 triliun. Perolehan tersebut turun 34,16% year-on-year (yoy) dibandingkan pada 2022 senilai USD2,49 miliar. (NIA)