Kemudian, beban infrastruktur meningkat 3,47% yoy menjadi Rp4,06 triliun, dan beban penjualan-pemasaran bertambah 18,73% yoy senilai Rp1,38 triliun. Biaya interkoneksi juga meningkat 66,21% yoy menjadi Rp1,14 triliun, beban umum-administrasi juga meningkat 37,07% senilai Rp178,55 miliar.
Kendati beban gaji dan kesejahteraan terpangkas 1,06% yoy ditambah adanya kenaikan keuntungan penjualan dan sewa menara sebesar 24,72% yoy, laba usaha EXCL masih lebih rendah dibandingkan paruh pertama tahun lalu, di mana laba sebelum pajak mencapai Rp728,08 miliar, alias menurun 13,55% yoy dari semester pertama tahun lalu di angka Rp842,27 miliar.
Dari sisi neraca per 30 Juni 2022, total nilai aset EXCL mencapai Rp76,41 triliun, alias lebih tinggi 5,03% dari akhir 2021 sebesar Rp72,75 triliun. Kewajiban pembayaran/liabilitas membengkak, terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp22,69 triliun, atau naik 8,31%, sementara jangka panjang tumbuh 5,28% menjadi Rp33,38 triliun. Sedangkan modal/ekuitas EXCL terjaga di kisaran Rp20,3 triliun.
Sementara dari sisi kas, EXCL memiliki arus kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi senilai Rp7,97 triliun, sementara arus kas bersih untuk aktivitas investasi mengalami defisit Rp7,35 triliun. Adapun jumlah kas dan setara kas perseroan di akhir periode mencapai Rp2 triliun.
(FRI)