“Beberapa hal yang mendasari Mitratel memutuskan untuk membeli kembali saham adalah mempertimbangkan fleksibilitas yang memungkinkan Mitratel memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham Mitratel," ujar Teddy melalui keterangan resminya, Selasa (18/4/2023).
Untuk mendukung tingkat harga saham, lanjut Teddy, tetap mencerminkan nilai atau kinerja perseroan dan mengoptimalkan excess kas perusahaan untuk meningkatkan return kepada pemegang saham.
Teddy memastikan, rencana pembelian kembali saham tidak memberikan dampak material negatif terhadap kegiatan usaha perseroan lantaran aksi korporasi ini mempertimbangkan kegiatan usaha perseroan, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja dan sumber pendanaan.
Pembelian kembali saham juga diharapkan dapat memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham sesuai fundamental perusahaan.
Teddy mengatakan, pembelian kembali saham juga memberikan fleksibilitas bagi Mitratel dalam mengelola modal jangka panjang, di mana saham treasuri (saham hasil buyback) dapat dijual di masa mendatang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
Selain buyback saham, Mitratel juga menyetujui menyetujui pembagian dividen tunai sebesar 70 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp1,2 trilium atau sebesar Rp15,11 per saham. Sedangkan dividen spesial yang dikontribusikan sebesar 29 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp517 miliar atau sebesar Rp6,26 per saham.