Alhasil, laba bersih IATA berhasil melesat 729,1%, dari USD5,5 juta pada Desember 2021 menjadi USD45,8 juta pada sebelas bulan tahun lalu.
Dari sisi neraca, total aset perseroan meningkat 107,4% dari USD99,9 juta sepanjang 2021 menjadi USD207,2 juta pada Januari-November 2022. Total ekuitas di periode 11 bulan 2022 juga tercatat positif sebesar USD89,0 juta setelah sempat negatif efek konsolidasi akusisi PT Bhakti Coal Resources (BCR) ke dalam Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan.
Setelah IATA menyelesaikan proses Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada November 2022, akuisisi telah dibayarkan lunas sehingga ekuitas menjadi positif dan PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT) resmi mengantongi 44,1% saham IATA.
IATA menorehkan pendapatan sebesar USD166,6 juta hingga November 2022 melonjak 130,2% year on year (yoy) dari USD72,4 juta tahun lalu. Angka tersebut mengalahkan kinerja 2021 dengan selisih yang signifikan, yaitu meningkat 110,5% dibandingkan dengan keseluruhan kinerja 2021 sebesar USD79,1 juta.
Hal tersebut menjadikan laba bersih IATA naik 100,1% yoy dari USD22,9 juta pada Januari-November 2021 menjadi USD45,8 juta di periode yang sama 2022. Bahkan dibandingkan dengan 2021, kinerja IATA 11 bulan ini jauh mendominasi.