“Dampaknya tidak terlalu lah, karena sudah diperhitungkan (pelaku pasar),” kata Eza dalam risetnya, dikutip pada Senin (19/5/2025).
Baca Juga:
Meskipun gejolak fiskal AS mengundang kekhawatiran global, analis menilai pasar Indonesia tak banyak bereaksi. Ini tercermin dari respons pasar terhadap langkah downgrade lembaga pemeringkat sebelumnya.
“Kemungkinan besar tetap demikian kali ini,” katanya.
Rating Indonesia yang masih berada di level BBB dinilai tidak menjadikannya alternatif utama bagi investor global yang keluar dari surat utang AS.
“Peringkat BBB Indonesia yang jauh lebih rendah tidak dilihat sebagai alternatif yang layak untuk investor obligasi AS, meskipun ada penurunan peringkat oleh Moody’s,” kata dia.